Menuju Operasi Pertamaku: Odontectomy (2)

(lanjutan)

Satu hari izin kantor untuk keperluan sakit rasanya gak terlalu tenang bagiku. Entah mengapa. Tapi, kita juga gak boleh menyiksa diri sendiri karena yang bisa bantu diri kita ketika sakit hanyalah diri kita sendiri.

Hari aku izin itu hari Senin. Memang ada pantangan kalau sakit hari Senin itu pasti dirasa kurang profesional karena sebelumnya adalah hari weekend. Ya, tapi mau sakit gimana lagi toh? Apalagi sakit gigi yg udah ditahan-tahan 😓

Sesampainya di rumah, Senin sore itu, aku langsung browsing sebanyak-banyaknya tentang operasi odontectomy ini terutama dari blog orang lain yg pernah operasi odontectomy. Aku juga searching jadwal para dokter di berbagai rumah sakit yg aku tahu dan dekat dengan rumah atau kantor. Hasil browsing itu memberi banyak sekali pengetahuan yg akhirnya mengarah pada kesimpulan bahwa: 
1.  Operasi itu gak sakit. Yang sakit adalah pasca operasi. (nahan napas, siap-siap gak masuk kantor lagi)
2.  Operasi dengan BPJS dibutuhkan kesabaran karena waktu tunggunya 1,5-2 bulan. (tenang, ada obat dokter pereda nyeri kok. PASTI)
3.  Operasi dengan biaya sendiri akan mengeluarkan uang sekitar 2-3 juta per gigi. (sementara gigi gue kayaknya ada 3 biji yg perlu diambil. tabungan oh tabungan)
4.  Rata-rata dokter bedah mulut di rumah sakit di Bogor hanya ada 1-2 orang. Kalau Jakarta bisa lebih banyak.

Baru disini berasa sehat itu mahal dan rajin gosok gigi itu KEWAJIBAN. Sekali aja absen gak gosok gigi malam, siap-siap aja. Ya Allah, penyesalan selalu datang belakangan, terima kasih atas hikmahMu aamiin...
 Oh ya, sebelum ke RS aku banyak nanya dengan temanku Lintang dan Oryza. Lintang udah pernah operasi di RS Marzuki Mahdi sedangkan Oryza operasi di RS PMI Bogor. Lintang dengan fasilitas BPJS sedangkan Oryza memakai fasilitas askes dari Bapaknya (Klinik Afiat RS PMI Bogor). Oryza juga menjelaskan bahwa RS  PMI Bogor juga menerima BPJS namun memang harus sabar. Yg penting diusahakan bisa di Bogor dulu deh dengan BPJS. 
Malam itu, aku berhasil menemukan artikel dari Kompasiana yang berjudul operasi odontectomy di RS PMI Bogor dengan fasilitas BPJS. Aku baca perlahan-lahan sambil diresapi tiap kata dan makna yg tersirat (lebay) sampai-sampai aku saved page. Artikel itu merupakan pengalaman seorang laki-laki dewasa awal yang berhasil operasi odontectomy di RS PMI Bogor ketika tahun 2016. Dia menjelaskan prosedur antre fasilitas BPJS sampai rasanya pasca operasi. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk mengikuti caranya. Berarti gak sia-sia ngubah surat rujukan dari RS Salak ke RS PMI Bogor yg penuh drama itu.
Aku langsung searching website RS PMI Bogor untuk mengetahui jadwal dokter poli gigi khususnya dokter bedah mulut. Alhamdulillah, yg Reguler (bukan Afiat) yg menerima BPJS itu Selasa, Kamis, dan SABTU 😍 dengan jam dari 9 pagi sampai 12 siang dan dokternya cuma satu ha ha... Kebayang waktu tunggunya lagi, jangan-jangan lebih lama dari pada RS Marzuki Mahdi. Tapi yasudahlah, dicoba aja dulu. 

Keesokan harinya, hari Selasa yang mana sampai jam 10 pagi adalah jam olahraga kantor, aku memanfaatkan waktu itu untuk foto panoramik gigi. Ronsen gigi ini sangant dibutuhkan apalagi untuk mempersingkat efisiensi waktu tunggu dokter. Aku curi start duluan dengan inisiatif ronsen di tempat lain sesuai rekomendasi dari Lintang dari pada aku mesti antre 2 kali lagi untuk ronsen gigi di RS PMI Bogor nantinya. Aku ronsen gigi di FKG UI Salemba yg mana setelah aku browsing kemarin itu harganya paling murah, cuma Rp60.000. Sampai di kantor pagi-pagi, absen jari langsung pesen Go-Ride ke Salemba. Agak jauh sedikit, aku tiba di sana udah rame itu pukul 8 pagi kurang. Ke bagian receptionistnya, untuk pendaftaran awal bayar Rp15.000 dan dapat kartu klinik.

Kartu Klinik Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia di Salemba

Curhat dulu ke Mas-Mas receptionistnya kalau mau ronsen gigi untuk operasi gigi geraham bungsu lalu disuruh tunggu. Aku melihat klinik ini bagus dan bersih. Ruang tunggunya ada TV dan di depan ruang tunggu ada 1 ruangan periksa awal dan 1 pintu kaca yg mengarah ke ruang spesialis poli gigi dan ruang operasi. Gak lama kemudian, namaku dipanggil.

Aku masuk dan dilayani oleh 1 dokter gigi muda cantik yg di sebelahnya ada ibu-ibu dokter gigi senior. Kayaknya masih dokter baru atau lagi praktik atau apalah intinya belum senior banget. Aku curhat tentang sakit gigiku dan kondisi gigiku dan dokter gigi itu gak perlu waktu lama untuk memberikan resep di selembar kertas.
"Dok, saya mau ronsen gigi untuk keperluan operasi gigi geraham bungsu di RS PMI Bogor. Di sini bisa kan ronsen gigi? Kalau sekalian cabut gigi geraham bungsunya bisa ya hari ini? Berapa ya?"
"Memang kamu harus ronsen gigi dulu. Saya harus lihat hasilnya. Nanti kamu langsung aja ke gedung di belakang. Nanti kalau udah dapet ronsen giginya, kamu dateng lagi ke sini bawa hasil ronsennya. Kalau kamu bisa dapet hasil ronsennya sebelum jam setengah 11, kamu bisa langsung dioperasi hari ini. Per giginya sekitar Rp750.000. Di sini kan dokternya masih ambil spesialis bedah mulut tapi sambil didampingi dokter yang senior." 
(aku lupa bahasa mereka apa gitu untuk panggilan dokter yang masih "belajar" spesialis bedah mulut. makanya harganya gak semahal yang di RS)
"Oh bisa ya hari ini? (semangat tapi ragu sama dokternya masih junior) Oke deh, Dok, nanti saya usahakan dulu hari ini atau gak besok. Soalnya saya takut operasi pertama saya. Saya ingin ditemani Ibu." (alasan menghindar secara halus)
"Oke deh. Oh ya, nanti kamu juga saya sarankan untuk scalling gigi. Jadi giginya dibersihkan dulu sebelum dioperasi. Kalau scalling harganya gak nyampe Rp100.000."
"Baik Dok, terima kasih."

Aku pergi mencari gedung belakang yg dimaksud. Nanya sana sini, akhirnya dapat bagian kasirnya. Setelah bayar Rp60.000, aku bawa bukti bayar ke lantai 2 untuk antre. Gedungnya menurutku kecil dan berlorong-lorong sempit tapi bersih termasuk toiletnya. Aku antre di depan ruang ronsen yg gak terlalu banyak orang tunggunya. Aku sempat ngobrol juga sama ibu-ibu di sampingku. Dia basa basi nanya keluhan gigiku apa, mau ngapain di sini dsb. Ibu-ibunya ramah sekali dan keliatan periang. Dia cerita banyak tentang giginya dan lainnya. Malahan aku tahu dari dia bahwa anjingnya juga scalling gigi lebih mahal dari pada manusia hahaha. (ngalor ngidul)
"Nabilah Ananda" 
"Iya saya"
Aku masuk ke ruangan kecil di mana aku disuruh buka kerudung, pentul dan anting. Semua yg ada besinya harus dilepas. Sambil berdiri dan gigit busa berbentuk tabung, aku disuruh letakkan dagu dan merem.
"Nanti tunggu aba-aba ya." Langsung pergi keluar dan menutup pintu.
"Eh eh mbak ini diem aja kan?? Mbak...mbak..." 
Terdengar suara mesinnya bergerak dari kiri ke kanan lalu balik lagi dari kanan ke kiri dari atas kepala dan depan wajahku. 
"Udah selesai Mbak. Boleh dipakai lagi kerudungnya."
(dalam hati, cepet juga ya. dasar guenya yg lebay ketakutan)

Keluar dan menunggu hasil ronsen jadi. Terus ngobrol lagi sama ibu-ibu pecinta anjing itu. Tak lama kemudian namanya dipanggil dan dia keluar lebih cepat dari pada aku haha. Terus ngobrol lagi dan akhirnya hasil ronsenku keluar duluan lalu pamitan dengan ibu ramah itu. 
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 pagi. Aku langsung telepon Mamaku.
"Ma, Nanda lagi di Salemba UI nih ronsen gigi. Di sini murah Rp60.000 dari pada nanti udah di PMI Bogor disuruh antre lagi buat ronsen. Nanda curi start duluan biar efisien."
"Loh Nanda gak ke kantor?"
"Ini lg jam olahraga. Nanda jg udah izin kok. Oh ya, Mah, di sini bisa operasi bedah mulut hari ini. Termasuk murah lagi gak sampe 1 juta. Mama bisa gak ke sini sekarang nemenin?"
"Loh kenapa gak di PMI Bogor aja? Nanti katanya Sabtu ke sana."
"Nanda takutnya di sana udah penuh dan tunggu lagi beberapa bulan."
"Coba dulu di PMI Bogor. Pake BPJS juga."
"Yaudah deh Mah."

Selesai telepon, aku langsung pergi ke dokter gigi awal pertama tadi. Aku menyerahkan hasil ronsen ke mas-mas receptionist lalu disuruh tunggu. Tak lama namaku dipanggil. 

Agak deg-degan pas masuk lagi padahal udah kedua kalinya karena aku gak lihat hasil ronsennya sebelum dokter giginya duluan. Dokternya langsung menaruh ronsenku di layar sinar. 
"Oh ya ini memang ada 2 gigi bungsu yg tumbuhnya gak sempurna ya. Ada indikasi bolong juga nih yg kiri bawah."
Aku memperhatikan dengan saksama ronsen itu. Kelihatan giginya memang tumbuh tegak lurus terhadap gigi geraham di sebelahnya seperti kelihatan menabrak. 
"Biasanya kalau bawah dicabut, di atas juga dicabut. Karena gigi itu seperti kunci dan lubang kunci, berpasangan." (baper)
"Gimana Mbak, mau hari ini aja operasinya masih bisa atau nanti?"
(inget kata Mama) "Nanti aja Dok. Saya mau coba dulu yg di RS PMI Bogor. Saya juga tinggal di Bogor. Jauh kalau sini."
"Yaudah gak apa-apa. Nanti habis ini discalling aja ya. Kamu ke gedung belakang lagi tapi di lantai 1 yg pojok ya."
"Baik Dok, terima kasih."

Keluar, berjalan ke arah gedung belakang (pura-pura), nyari toilet, lalu pesen Gojek ke kantor. Ronsen sudah di tangan. Siap dan gak sabar menuju hari Sabtu.

Hasil Foto Panoramik Gigi


(bersambung)







Comments

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapyRO
    The Harrah's Cherokee Casino & Hotel 당진 출장샵 is 문경 출장샵 located in Murphy, 광양 출장마사지 North Carolina and is close to 원주 출장샵 Harrahs Cherokee Casino. The property 제주도 출장안마 has a total of 194,000 square feet of

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menuju Operasi Pertamaku: Odontectomy

Menuju Operasi Pertamaku: Odontectomy (3)